Kondisi Angker, Terutama di Lantai 3
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Yunan Helmy
28 - Jan - 2019, 06:50
Kondisi dalam Pasar Tunjungan ternyata tidak jauh berbeda dengan tampilan luar. Ya, sama sekali tidak terawat.
Di dalamnya hanya ada beberapa toko buka yang bisa dihitung dengan jari. Toko itu berada di lantai satu dan dua. Sementara di lantai tiga sama sekali tidak berpenghuni.
Salah satu penghuni di sana adalah Sum, 60. Perempuan yang biasa disapa Mak Sum ini membuka warung kopi. Yang buka mulai pagi sampai sore hari.
Warungnya yang sederhana melayani pembeli dari pegawai toko sekitar serta luar pasar. Jika siang, di sana akan ramai oleh orang yang mencari makan siang. Pelanggannya rata-rata adalah orang berseragam seperti penjaga toko.
Kepada SurabayaTIMES, Mak Sum bercerita jika sudah berjualan selama puluhan tahun. Tapi statusnya bukanlah pemilik toko. “Saya ngontrak di sini,” ujarnya.
Meski Pasar Tunjungan sepi, Mak Sum tetap memilih berjualan di dalam. Sebab, di dalam jarang ada yang berjualan makanan jadi. “Di sini ya melayani pegawai sini-sini aja,” lanjutnya.
Dahulu Mak Sum mengaku sempat berjualan di luar atau di jalan. Tapi dia lelah jika harus kejar-kejaran dengan satpol PP yang melakukan penertiban. Alasannya sudah tua dan tidak ingin keluar banyak tenaga jika harus membawa lari barangnya dari kejaran petugas.
Setelah lama ngobrol dengan SurabayaTIMES, Mak Sum pun berkelakar jika bangunan di Pasar Tunjungan angker. Terutama di lantai tiga. “Soalnya dulu di sini tempat pembantaian zamannya orang Belanda. Banyak mayat dibuang begitu saja di sini,” ungkapnya.
Karena itu, jika kondisi sudah sepi serta hampir gelap, Mak Sum memilih cepat menutup warungnya. Walaupun secara khusus dia tidak menyebut ada hantu apa yang pernah mengganggunya.
Oleh Mak Sum, SurabayaTIMES kemudian ditantang untuk melihat langsung ke lantai tiga yang dia sebut angker. Dia bahkan memerintahkan salah satu cucunya untuk menemani ke atas.
SurabayaTIMES pun coba naik ke lantai atas. Namun, setelah tiba di lantai dua, kondisi lift berjalan yang menuju ke lantai tiga terlihat karatan serta kotor.
Dengan kondisi ini, SurabayaTIMES pun urung memantau langsung kondisi di lantai tiga. Sebab, dikhawatirkan lift sampai ambruk. Sebab, tidak ada yang menjamin lift mati tersebut masih kuat untuk dilalui.
Di lantai dua pun ternyata tidak jauh berbeda dengan lantai dasar. Hanya ada beberapa toko saja yang buka. Salah satunya adalah kantor pusat lelang.
