Ini Cara Desa Brumbun Lestarikan Kesenian Dongkrek
Reporter
Erike Ramadhani
Editor
Yunan Helmy
11 - Sep - 2019, 05:02
Desa Brumbun merupakan desa kecil di Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Berada di lereng Gunung Wilis, desa ini terkenal dengan ikon wisata “tubing adventure”-nya.
Tak heran bila tubing adventure itu menjadi wisata edukasi, khususnya bagi sekolah-sekolah dasar di Madiun dan sekitarnya.
Selain menjadi desa wisata, Brumbun saat ini juga sedang mengembangkan wisata budaya, yakni kelompok budaya dongkrek.
Menariknya, keberadaan kelompok dongkrek bernama Cakra Muda ini dipelopori para pemuda dari Karang Taruna RT 13-14 setempat. Ulil, salah satu pelopor kelompok dongkrek Cakra Muda, mengungkapkan, komunitas dongkrek ini merupakan upaya pemuda mengenalkan, sekaligus melestarikan salah satu kesenian khas Madiun yang belum banyak dikenal warganya sendiri.
Menurut riwayatnya, dongkrek umumnya menceritakan kisah Raden Ngabei Lo Prawirodipuro mengusir pageblug mayangkoro. Filosofinya, seberapa buruknya kejahatan pasti kalah dengan kebaikan.
Uniknya, melalui dongkrek Cakra Muda, Ulil dan kawan-kawan menyisipkan pesan-pesan moral untuk kehidupan anak muda zaman sekarang, seperti antinarkoba dan seks bebas. Sehingga di era revolusi industry 4.0 ini, dongkrek Cakra Muda masih bisa tetap eksis keberadaannya. ‘’Kami menyisipkan tema-tema zaman now, yang popular dalam pergaulan anak muda,’’ kata Ulil.
Meskipun terbilang muda, berdiri pada 3 November 2018 lalu, dongkrek Cakra Muda telah mendapatkan kesempatan tampil di banyak tempat. Antara lain di Madiun Creator, Festival Budaya Dungus Forest Park, dan Festival Pedhut Kuning. Hal ini tidak luput dari peranan pemerintah desa Brumbun yang sangat mendukung, baik moril dan materiil, kepada kelompok pemuda yang memiliki motto “Yang Muda Yang Berkarya” itu.
Dongkrek Cakra Muda berkomitmen untuk melestarikan budaya asli Madiun agar tetap eksis di era milenial ini. Tak heran apabila kelompok budaya ini mulai dikenal dan diminta tampil dalam festival-festival maupun pagelaran di wilayah Madiun. “Kami akan terus ada untuk melestarikan budaya asli daerah kami, ampai ke mancanegara kalau perlu,’’ pungkas Ulil.