Gandeng OJK, AFSI dan Asuransi Syariah, FEB Unisma Gelar Seminar Keuangan Digital Syariah

05 - Dec - 2023, 01:38

Dekan FEB Unisma Nur Diana SE ME menandatangani MoU dengan Ronald Yusuf Wijaya selaku Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah (AFSI) yang juga CEO PT. Ethis Indonesia. (Foto: Istimewa)

JATIMTIMES - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar kegiatan AFSI Goes to Campus, Rabu (29/11/2023) di Hall Gus Dur Lantai 7 Gedung Pasca Sarjana Unisma. 

Acara yang diikuti oleh mahasiswa maupun dosen di lingkup FEB Unisma ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan digital. 

Baca Juga : Komitmen Penguatan Data Statistik, Pemkot Malang Diganjar Penghargaan Skala Nasional

Acara yang mengusung tema Keuangan Digital Syariah: Tren, Peluang dan Tantangannya dihadiri oleh beberapa tokoh. Di antaranya Ronald Yusuf Wijaya selaku Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah (AFSI) yang juga CEO PT. Ethis Indonesia. Serta turut hadir dalam kegiatan, Ismirani Saputri selaku Kepala Kantor OJK Malang dan juga Indri Rahayoeningtyas selaku Direktur PT Prudential Sharia Life Assurance.

Dalam sambutannya, Dekan FEB Unisma Nur Diana, SE., M.Si menyampaikan terima kasih kepada para mitra atas kerjasama dalam mendukung kegiatan tridharma perguruan tinggi sehingga Unisma mendapatkan penghargaan dari LLDIKTI.

“Terima kasih kepada narasumber yang hadir dalam acara seminar digital literasi. Kami juga ucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin baik dengan OJK maupun dengan AFSI yang selama ini sangat mendukung berbagai program tridharma yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang," ungkap Nur Diana. 

"Alhamdulillah dengan kondisi ini, Unisma mendapatkan penghargaan sebagai kampus yang memiliki mitra industri terbanyak dan terbaik dari LLDIKTI. Tentunya ini sangat mendukung bagi adik-adik sekalian yang saat ini sedang menempuh pembelajaran di kampus tercinta yakni Universitas Islam Malang," imbuhnya.

Dekan FEB Unisma Nur Diana SE ME. (Foto: istimewa)

Dekan FEB Unisma Nur Diana SE ME. (Foto: istimewa)

Diana juga menyampaikan perkembangan teknologi membuat munculnya barang baru yaitu financial technology. 

“Selama ini kita tahu bahwa perkembangan digitalisasi telah berkembang sehingga memunculkan faktor baru yaitu financial technology. Tentunya ini menjadi barang baru yang mana kita harus memahami literasi ini dengan baik. Untuk itu kita sebagai kampus, sebagai sentra komunitas untuk edukasi dan sosialisasi terkait dengan literasi keuangan digital maupun financial technology perlu mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya. Baik itu dari AFSI dan juga OJK sebagai pengawas terkait bagaiamana implementasi dari financial technology yang saat ini marak berkembang di masyarakat," jelasnya. 

Lebih lanjut, Diana menjelaskan adanya perkembangan revolusi industri 5.0 harus direspon oleh perguruan tinggi. Untuk merespon kemajuan revolusi industri tersebut, kata Diana, salah satunya dengan menghadirkan mata kuliah financial technology.

Baca Juga : Anggaran Turun, Pemerintah Banyuwangi Kencangkan Ikat Pinggang

“Tentunya kehidupan kita sehari-hari tidak akan lepas dari sisi keuangan. Transaksi apapun yang melibatkan berbagai platform perlu pelajari dan harus kita tingkatkan bagaimana pemahaman kita terhadap perkembangan-perkembangan fintech yang ada di Indonesia. Dengan munculnya era revolusi industri 5.0, FEB Unisma menghadirkan pula mata kuliah fintech syariah yang tentunya telah diikuti oleh mahasiswa FEB Unisma. Untuk menghadirkan mata kuliah ini tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Beberapa proses telah dilakukan oleh FEB Unisma, diantaranya dosen ikut magang di AFSI, bahkan AFSI sering kali memberikan kuliah di FEB Unisma termasuk ikut meramu mata kuliah fintech syariah," ungkapnya. 

Diana juga menyampaikan pentingnya kegiatan ini agar peserta mendapatkan informasi yang akurat khususnya yang berkaitan dengan financial technology.

“Kami menghadirkan narasumber dari AFSI dan Prudential Syariah yang akan memberikan materi yang sangat bermakna dan tentunya kita akan mendapatkan informasi yang berharga sehingga kita jangan sampai mendapatkan informasi yang bias. Maraknya kegiatan ilegal di bidang fintech, apakah itu telah tercatat sebagai anggota dan mendapatkan pengawasan dari OJK sehingga kita mendapatkan informasi mana yang legal dan tidak legal," tuturnya. 

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh kedua narasumber. Sebagai narasumber pertama, Ronald Yusuf Wijaya menyampaikan materi mengenai fintech syariah yang terdiri dari payment, peer to peer lending, inovasi keuangan digital, serta securities crowdfunding. Ronald juga menyampaikan fintech syariah Indonesia berada pada posisi nomor ke-3 di dunia setelah Malaysia dan Saudi Arabia. 

Narasumber kedua, Indri Rahayoeningtyas menyampaikan pentingnya asuransi yaitu perlindungan pendapatan, dana darurat, perlindungan kesehatan, warisan, dana pensiun, serta perlindungan dana pendidikan. Lebih lanjut, Indri menyampaikan kelebihan asuransi syariah karena memiliki tiga nilai yaitu nilai religius (syariah), nilai kemanusiaan (tolong-menolong), serta nilai ekonomi (adil, transparan, inklusif).