Benarkah Lari Pakai Jaket Parasut Bisa Bikin Cepat Kurus? Cek Faktanya 

Reporter

Mutmainah J

Editor

A Yahya

26 - Mar - 2025, 11:12

Ilustrasi lari pakai jaket parasut. (Foto: Freepik)

JATIMTIMES - Lari menjadi salah satu olahraga yang dinilai cukup ampuh untuk membantu menurunkan lemak di tubuh. Alhasil tidak sedikit dari mereka yang akhirnya tergila-gila dengan olahraga lari. 

Untuk mempercepat proses penurunan berat badan, beberapa orang terkadang memakai jaket parasut. Jaket ini diklaim bisa membakar lemak lebih banyak sehingga berat badan juga cepat turun. Lantas benarkah hal ini? 

Baca Juga : Jurusan Paling Banyak Diminati di ITS, Calon Maba Buruan Merapat

Fakta Joging pakai jaket bisa bikin kurus lebih cepat

Mengenai hal ini, dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter mengatakan, hingga kini masih banyak orang yang beranggapan bahwa makin banyak ia berkeringat, maka makin banyak pula kalori dan atau lemak yang hilang. Ada pula yang berpendapat bahwa lemak di tubuh belum terbakar jika saat olahraga tidak berkeringat.

“Memang, berat badan bisa berkurang dengan lebih cepat apabila Anda banyak berkeringat. Namun, hal tersebut terjadi bukan karena kadar lemaknya yang berkurang, melainkan kadar karena cairan tubuh yang terkuras. Jadi, jika Anda mengembalikan cairan yang hilang dari tubuh dengan minum air, bukan tak mungkin berat badan kembali naik,” jelas dr. Karin. 

Selain itu, dilansir dari Livestrong, saat joging atau lari, detak jantung meningkat untuk memasuk otot-otot tubuh dengan darah yang kaya akan oksigen. Semakin cepat jantung berdetak, semakin banyak energi yang dibutuhkan, sehingga lebih banyak kalori yang dibakar.

Ketika Anda menutupi tubuh saat berolahraga dengan tambahan jaket, suhu tubuh meningkat, begitu juga sirkulasi dan detak jantung untuk menjaga suhu tubuh. Sebagai hasil dari peningkatan detak jantung ini, Anda mungkin lebih banyak membakar kalori saat joging pakai jaket. Namun, cara ini tidak selalu dianjurkan.

Meningkatnya risiko dehidrasi dan heat stroke

Joging pakai jaket nyatanya menyimpan banyak risiko. Menurut dr. Karin mengenakan jaket tebal ketika berolahraga di ruangan ber-AC memang tidak berbahaya.

“Namun, jika dilakukan di bawah terik matahari, apalagi kurang minum, maka Anda berisiko mengalami dehidrasi,” kata dr. Karin.

Ia mengatakan, dehidrasi tidak bisa dianggap enteng. “Keluhannya mulai dari kelelahan, badan lemas, hilang fokus, pingsan, bahkan ancaman heat stroke,” ungkapnya.

Perlu Anda ketahui, heat stroke adalah suatu kondisi kegawatan yang terjadi saat suhu tubuh terlalu panas, disertai hilangnya kemampuan tubuh untuk menurunkan suhu. Pada kondisi ini, suhu tubuh bisa meningkat hingga mencapai 40 derajat Celsius, bahkan lebih. 

Baca Juga : Risiko Penukaran Uang Pinggir Jalan: Palsu Hingga Nominal Tak Sesuai

Selain suhu tubuh yang tinggi, frekuensi napas yang cepat dan dangkal, peningkatan detak jantung, kulit memerah dan terasa panas, sakit kepala, hingga penurunan kesadaran termasuk gejala heat stroke yang wajib diperhatikan. Heat stroke lebih mungkin terjadi bila seseorang kurang tidur atau punya penyakit tertentu (misalnya sakit jantung, gangguan pernapasan, atau gastroenteritis) sebelum berolahraga.

Jika seseorang mengalami heat stroke akibat olahraga panas-panasan pakai jaket, penanganannya harus cepat dan tepat. Jika tidak, bisa terjadi komplikasi mulai dari kerusakan organ vital yang meliputi otak, jantung, hingga berujung pada kematian mendadak.

Sementara itu, dr. Karin menyarankan agar bisa membakar lemak secara efektif, Anda dianjurkan untuk berolahraga intensitas ringan hingga sedang, dengan durasi 30 menit. Jenis olahraganya bisa dengan lari, berenang, bersepeda, menari, atau angkat beban.

“Seperti halnya kardio, olahraga angkat beban juga bermanfaat untuk membakar lemak. Beberapa studi menemukan bahwa olahraga kardio yang dikombinasikan dengan olahraga angkat beban dapat lebih efektif membakar lemak tubuh, terutama di perut, daripada olahraga kardio saja,” ujar dr. Karin.

Olahraga angkat beban juga dikatakan dapat meningkatkan massa otot tubuh, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembakaran kalori lebih banyak lagi.

“Apabila Anda rutin melakukan olahraga angkat beban setidaknya selama 10 minggu, maka pembakaran kalori akan meningkat 7% meski Anda sedang tidak berolahraga,” kata dr. Karin.

Optimalkan usaha Anda dengan diet tinggi protein untuk memaksimalkan pembakaran kalori. Konsumsi protein dapat mempertahankan atau meningkatkan massa otot, yang membantu meningkatkan pembakaran kalori lewat metabolisme tubuh. Meski begitu, asupan protein tetap perlu dibatasi, karena jika berlebihan bisa membebani kerja ginjal. Lebih amannya, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.