DLH Kota Malang Latih Warga Olah Sampah: Dari 3R hingga Bank Sampah, Solusi Kurangi Timbunan di TPA Supit Urang

Reporter

Hendra Saputra

Editor

Dede Nana

24 - Sep - 2025, 03:46

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat memberikan bantuan secara simbolis kepada peserta pelatihan (foto: Hendra Saputra/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Persoalan sampah yang kian menggunung di Kota Malang kini mulai dijawab dengan langkah nyata. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang menggelar Pelatihan Pengolahan Sampah bagi Masyarakat di Hotel Pelangi, Rabu (24/9/2025). Sebanyak 108 peserta dari lima kecamatan hadir untuk belajar mengolah sampah sejak dari rumah tangga.

Kegiatan ini lahir dari aspirasi warga melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyebut pelatihan ini sebagai wujud kesadaran kolektif masyarakat yang semakin peduli pada isu lingkungan.

Baca Juga : Bupati Sanusi Pastikan Budiar Dilantik sebagai Sekda Kabupaten Malang

“Saya apresiasi karena ini adalah kesadaran masyarakat. Tentu dengan pelatihan ini mereka akan tahu apa yang harus dilakukan untuk pengelolaan sampah dengan baik,” tutur Wahyu.

Materi pelatihan difokuskan pada pemilahan sampah organik dan anorganik serta penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Tujuannya jelas: mengurangi beban timbunan sampah yang selama ini mengalir ke TPA Supit Urang.

Wahyu optimistis, jika warga konsisten mengelola sampah, akan ada dua manfaat besar yang diraih. Pertama, Kota Malang bisa semakin ramah lingkungan. Kedua, pengelolaan sampah bisa memberi nilai tambah ekonomi.

“Jika dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi berkah,” tegasnya.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat memberikan sambutan kepada peserta Pelatihan Pengolahan Sampah bagi Masyarakat di Hotel Pelangi (foto: Hendra Saputra/JatimTIMES)

Sementara itu, Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran Matondang, menambahkan bahwa produksi sampah di Kota Malang setiap harinya mencapai 730 ton. Namun, setelah dipilah melalui TPS, TPST, dan TPS3R, hanya sekitar 514 ton per hari yang benar-benar masuk ke TPA Supit Urang.

“Kalau tiap hari ditimbun ratusan ton sampah, umur TPA akan semakin pendek. Karena itu, kita dorong pengolahan sampah dimulai dari rumah tangga,” jelas Raymond. 

Tak hanya itu, Raymond juga menyampaikan rencana menghidupkan kembali 300 unit bank sampah di Kota Malang, yang terhubung dengan satu bank sampah induk. Melalui sistem ini, sampah organik akan diarahkan ke tempat komposting, sementara sampah anorganik khususnya plastik akan masuk ke bank sampah.

Baca Juga : Revitalisasi Pulau Jalan Kawasan Sultan Agung Kota Batu, DLH Siapkan Enam Konsep Berbeda

Langkah ini diyakini tak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga.

“Sebagai contoh, sampah plastik bisa menjadi tambahan penghasilan bagi masyarakat,” ungkap Raymond.

Dengan pelatihan ini, Pemkot Malang berharap semakin banyak warga yang memiliki keterampilan mengolah sampah, sehingga paradigma lama bahwa sampah hanyalah beban bisa berubah menjadi sampah adalah berkah.