Komitmen Unikama Dorong Kualitas PAUD: Dosen PG PAUD Dampingi Guru TK Tahfidz Rancang APE Tepat Usia

Editor

Dede Nana

30 - Dec - 2025, 08:05

Workshop perancangan Alat Permainan Edukatif (APE) yang digelar di TK Tahfidz Hamalatul Qur’an Amanah, belum lama ini. Kegiatan ini menghadirkan dosen PG PAUD Unikama, Dr. Siti Muntomimah (ist)

JATIMTIMES - Komitmen Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) dalam memperkuat kualitas pendidikan anak usia dini kembali ditegaskan melalui pendampingan langsung kepada guru. Bukan sekadar hadir sebagai pengisi acara, Unikama menempatkan dosennya sebagai mitra belajar guru di lapangan, membahas persoalan riil, kebutuhan konkret, dan tantangan pembelajaran anak usia dini yang terus berkembang.

Komitmen itu tercermin dalam workshop perancangan Alat Permainan Edukatif (APE) yang digelar di TK Tahfidz Hamalatul Qur’an Amanah, belum lama ini. Kegiatan ini menghadirkan dosen PG PAUD Unikama, Dr. Siti Muntomimah, yang secara konsisten mendorong praktik pembelajaran berbasis perkembangan anak, bukan sekadar mengikuti tren media belajar.

Baca Juga : Perencanaan Serius, Mutu Jadi Poros: MTsN 1 Kota Malang Matangkan RKAM 2026

Dalam paparannya, Dr. Siti Muntomimah menyoroti masih kuatnya kebiasaan guru menggunakan APE yang menarik secara visual, tetapi belum sepenuhnya selaras dengan tahap usia dan tujuan perkembangan anak. Padahal, menurutnya, kesalahan pada fase ini bisa berdampak panjang terhadap proses belajar anak.

1

“APE itu bukan pelengkap kelas. Ia instrumen pedagogis. Kalau tidak dirancang sesuai usia dan kebutuhan perkembangan anak, efeknya bukan membantu, tapi justru membatasi potensi anak,” ujar Dr. Siti Muntomimah.

Ia menegaskan, Unikama memiliki tanggung jawab moral dan akademik untuk memastikan ilmu yang dikembangkan di kampus benar-benar membumi di satuan pendidikan. Pendampingan guru PAUD, menurutnya, harus menyentuh aspek pemahaman perkembangan anak, bukan hanya keterampilan teknis membuat alat bermain.

Workshop ini menjadi ruang dialog antara dosen dan guru. Para pendidik diajak membedah kembali cara berpikir dalam merancang APE, mulai dari tujuan perkembangan, keamanan bahan, hingga relevansi dengan tema pembelajaran. Pendekatan ini menempatkan guru sebagai subjek pembelajar, bukan sekadar peserta kegiatan.

“Kami di Unikama tidak ingin berhenti pada transfer materi. Yang kami dorong adalah perubahan cara pandang guru terhadap pembelajaran anak usia dini. APE harus lahir dari pemahaman perkembangan anak, bukan dari keinginan orang dewasa,” tambahnya.

Dalam sesi praktik, para guru diminta merancang prototipe APE berbasis tema pembelajaran yang mereka gunakan sehari-hari. Setiap rancangan kemudian dikaji bersama, mana yang sudah sesuai, mana yang perlu disederhanakan, dan mana yang justru terlalu kompleks untuk usia anak. Proses ini menjadi refleksi langsung atas praktik pembelajaran yang selama ini berjalan.

Baca Juga : Kuota Sekolah SNBP 2026 Diumumkan Hari Ini, Berikut Ketentuan Lengkap dan Cara Ceknya

Bagi Unikama, kegiatan semacam ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang dalam membangun ekosistem PAUD yang berkualitas. Kolaborasi dengan lembaga pendidikan anak usia dini dipandang sebagai langkah strategis untuk memastikan standar akademik dan kebutuhan lapangan berjalan seiring.

Dengan pendampingan berkelanjutan dari dosen, Unikama berharap guru PAUD tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki landasan pedagogis yang kuat. Sebab, pendidikan anak usia dini bukan soal seberapa ramai kelas, melainkan seberapa tepat stimulasi yang diberikan.