JATIMTIMES - Tak terasa bulan Safar 1447 H sudah memasuki seminggu terakhir. Hari penting yang paling dinanti saat akan berakhirnya bulan Safar adalah Rabu Wekasan.
Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan 2025 oleh sebagian orang diyakini sebagai hari turunnya bala bencana. Karena itu, muncul tradisi tolak bala pada hari tersebut.
Baca Juga : Nurcahyo Diganti, Besok Bupati Sanusi Lantik Pj Sekda Baru di Kabupaten Malang
Arti Rabu Wekasan
Secara harfiah, "Wekasan" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "terakhir" atau "pungkasan". Jadi, Rabu Wekasan adalah tradisi yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Tradisi ini dianut oleh sebagian komunitas Muslim di Jawa, Sunda, dan Madura sebagai momen spiritual untuk memohon perlindungan dari marabahaya.
Keyakinan ini salah satunya merujuk pada pandangan yang terdapat dalam kitab Kanzun Najah was Surur karya Syekh Abdul Hamid Al-Qudsy.
Disebutkan bahwa setiap tahun, Allah SWT menurunkan 320.000 macam bala (bencana atau malapetaka), dan puncaknya terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Meskipun pandangan ini tidak bersumber dari hadis Nabi Muhammad SAW secara langsung, ia didasarkan pada maqam kasyaf atau keterbukaan spiritual yang diyakini dimiliki oleh sebagian ulama dan waliyullah.
Akan tetapi secara hadist, kepercayaan bahwa Allah SWT menurunkan bala bencana pada Rabu terakhir bulan Safar adalah tidak benar. Tidak ada nash baik dalam Al-Qur'an dan hadits yang menyatakan hal ini.
Anggapan turunnya bala atau kesialan pada bulan Safar dibantah dengan hadits. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada penyakit menular, tidak ada thiyarah (merasa sial dengan sebab adanya burung tertentu atau hewan-hewan tertentu), tidak hamah (merasa sial dengan adanya burung gagak), dan tidak ada pula merasa sial pada bulan Safar." (HR Bukhari dan Muslim).
Sejarah Rabu Wekasan
Dalam Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail Al-Azminah wash-Shufur, kitab acuan Tajwid Madura, karya Abdul Hamid terdapat keterangan dari seorang sufi bahwa Allah SWT menurunkan 320.000 bala bencana pada Rabu Wekasan. Ulama yang meyakini turunnya bala pada pada Rabu Wekasan menganjurkan mengerjakan sejumlah amalan sebagai upaya mencegah bala itu.
Jadwal Rabu Wekasan 2025
Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, hari terakhir bulan Safar 1447 H atau Rabu Wekasan 2025 jatuh pada 20 Agustus 2025. Safar akan berakhir pada Minggu, 24 Agustus 2025 dan umat Islam akan masuk Rabiul Awal atau Mulud.
Berikut kalender Safar 1447 H selengkapnya:
• 1 Safar: 26 Juli 2025
• 2 Safar: 27 Juli 2025
• 3 Safar: 28 Juli 2025
• 4 Safar: 29 Juli 2025
• 5 Safar: 30 Juli 2025
• 6 Safar: 31 Juli 2025
• 7 Safar: 1 Agustus 2025
• 8 Safar: 2 Agustus 2025
• 9 Safar: 3 Agustus 2025
• 10 Safar: 4 Agustus 2025
• 11 Safar: 5 Agustus 2025
• 12 Safar: 6 Agustus 2025
• 13 Safar: 7 Agustus 2025
• 14 Safar: 8 Agustus 2025
• 15 Safar: 9 Agustus 2025
• 16 Safar: 10 Agustus 2025
• 17 Safar: 11 Agustus 2025
• 18 Safar: 12 Agustus 2025
• 19 Safar: 13 Agustus 2025
• 20 Safar: 14 Agustus 2025
• 21 Safar: 15 Agustus 2025
• 22 Safar: 16 Agustus 2025
• 23 Safar: 17 Agustus 2025
• 24 Safar: 18 Agustus 2025
• 25 Safar: 19 Agustus 2025
• 26 Safar: 20 Agustus 2025 (Rabu Wekasan)
• 27 Safar: 21 Agustus 2025
• 28 Safar: 22 Agustus 2025
• 29 Safar: 23 Agustus 2025
• 30 Safar: 24 Agustus 2025.
Doa Rabu Wekasan 2025
Selain salat, umat Islam bisa memanjatkan doa tolak bala pada Rabu Wekasan. Menukil NU Online, berikut bacaan doanya.
اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَا وَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ
Baca Juga : Pembakaran Limbah Sebabkan Tempat Pemotongan Kayu di Kepanjen Kebakaran
Allȃhummaftah lanȃ abwȃbal khair, wa abwȃbal barakah, wa abwȃban ni'mah, wa abwȃbar rizqi, wa abwȃbal quwwah, wa abwȃbas shihhah, wa abwȃbas salȃmah, wa abwȃbal 'ȃfiyah, wa abwȃbal jannah. Allȃhumma 'ȃfinȃ min kulli balȃ'id dunyȃ wa 'adzȃbil ȃkhirah, washrif 'annȃ bi haqqil Qur'ȃnil 'azhȋm wa nabiyyikal karȋm syarrad dunyȃ wa 'adzȃbal ȃkhirah. Ghafarallȃhu lanȃ wa lahum bi rahmatika yȃ arhamar rȃhimȋn. Subhȃna rabbika rabbil 'izzati 'an mȃ yashifūn, wa salȃmun 'alal mursalȋn, walhamdulillȃhi rabbil 'ȃlamȋn.
Artinya: "Ya Allah, bukalah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga. Ya Allah, jauhkan kami dari semua ujian dunia dan siksa akhirat. Palingkan kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al-Qur'an yang agung dan derajat nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai Zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam."