JATIMTIMES - Polres Malang bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melakukan kegiatan sarasehan dan jumat curhat dengan menghadirkan para pengemudi mobil jip yang tergabung dalam Paguyuban Jeep BTS (Bromo Tengger Semeru) Trans 4x4 Malang untuk mencari solusi atas berbagai masalah yang terjadi.
Dalam kegiatan tersebut hadir Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno, Bupati Malang HM. Sanusi, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Rudijanta Tjahja Nugraha, serta perwakilan dari Jasa Raharja.
Baca Juga : Driver Ojol Kota Batu Bagikan Pita Hitam, Aksi Solidaritas untuk Affan yang Tewas Dilindas Rantis Brimob
Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno menyampaikan, bahwa sebelumnya telah dilakukan koordinasi awal untuk membahas mengenai beberapa permasalahan seputar wisata Bromo Tengger Semeru.
"Kegiatan ini untuk menjawab dan memberikan solusi terkait masalah wisata khususnya alat angkut. Ini dalam rangka ada beberapa kejadian-kejadian kecelakaan yang ke arah Bromo dan memang ada beberapa evaluasi dan permasalahan ini sudah berlangsung lama," ungkap Danang kepada JatimTIMES.com, Jumat (29/8/2025).
Pihaknya menyebut, melalui diskusi yang digelar, salah satu yang menjadi fokus ke depan yakni bakal ada jaminan bagi setiap pengunjung maupun pengemudi ketika terjadi suatu musibah dalam hal ini kecelakaan sebelum masuk ke area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
"Paguyuban sudah lama mereka juga ingin mendapatkan perlindungan. Perlindungan baik itu kepada driver, kepada pemilik kendaraan maupun kepada penumpang," tutur Danang.
Selain itu, dalam gelaran diskusi ini juga membahas mengenai kenyamanan akses berangkat dan pulang dari kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
"Karena kan intensitas pengunjung yang datang ke Bromo itu kan semakin tinggi. Berarti segala macam infrastruktur, kemudian berangkatnya, menggunakan apa, biar lebih nyaman masyarakat itu. Kita dorong terus, biar nanti perbaikan-perbaikan, evaluasi itu akan terus dilakukan untuk permasalahan yang bertahun-tahun agar tidak terulang lagi," jelas Danang.
Lebih lanjut, melalui kegiatan diskusi ini juga merupakan salah satu media untuk melakukan penataan para anggota Paguyuban Jeep BTS Trans 4x4 Malang yang berjumlah ratusan agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi para wisatawan yang datang ke kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
"Mereka juga sebagai agen wisata sebenarnya. Karena mereka yang berkomunikasi dengan penumpang, pengunjung, mereka yang mengantar dan mereka yang berbicara juga bisa sekaligus bisa menyampaikan, oh ada di sini ada keindahan seperti ini, ada kondisi seperti ini, kan gitu. Mereka sebagai driver, sekaligus sebagai guide," beber Danang.
Pihaknya berharap, beberapa usulan yang muncul di dalam diskusi bersama unsur Pemkab Malang, para anggota Paguyuban Jeep BTS Trans 4x4 Malang serta Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Jasa Raharja dapat segera dieksekusi lebih cepat. Salah satunya mengenai penerapan stiker khusus yang dalam waktu dekat akan dibahas lebih lanjut mengenai penerapannya.
Baca Juga : Polres Situbondo Bongkar Penipuan Travel Umrah, Kerugian Mencapai Rp2,4 Miliar
"Paling tidak kita dorong biar lebih cepat, itu nanti akan perlu koordinasi lagi, kita fikirkan lagi, nanti harapan kami lebih cepat dan lebih bagus. Karena biar sekali lagi bisa menjadi percontohan untuk tempat yang lain," ujar Danang.
Sementara itu, mewakili Pemkab Malang, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Purwoto mengapresiasi agenda diskusi yang melibatkan unsur pemerintah, aparat dalam hal ini kepolisian, pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jasa Raharja dan Paguyuban Jeep BTS Trans 4x4 Malang.
Salah satu wujud penertiban, ke depan direncanakan bagi mobil jip yang akan memasuki area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru harus dilengkapi dengan stiker khusus yang bisa didapatkan jika menjadi anggota paguyuban. Wacana itu masih dirancang untuk dieksekusi dalam waktu dekat.
Purwoto pun menyambut baik terkait rencan penerapan stiker khusus untuk mobil-mobil jip yang digunakan di area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Menurutnya, hal itu akan semakin mudah dalam mendeteksi kondisi kendaraan hingga pengemudi.
"Selama ini kan bebas lah, pokoknya semua kendaraan yang penting jenis jeep masuk sana. Apakah kendaraan yang masuk ke sana itu kondisinya sehat, ramcek-nya ada atau enggak, driver-nya mabuk atau enggak, sehat atau enggak, kan ada yang enggak. Nah ini salah satu upayanya," beber Purwoto.
Pihaknya menginginkan agar para wisatawan baik domestik maupun mancanegara dapat dengan nyaman dan aman berwisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. "Salah satunya upaya-upaya yang kita lakukan dengan menandai dengan stiker ini. Sehingga harapannya hanya mobil yang berstiker, yang sudah disepakati itu yang boleh masuk, sedangkan yang tidak ada stikernya, itu enggak boleh, seperti itulah," pungkas Purwoto.