Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pemerintahan

Pastikan Bahan Pangan Stabil, Stok Beras SPHP di Kota Malang Aman hingga Akhir Tahun

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Yunan Helmy

07 - Sep - 2025, 15:17

Placeholder
Beras SPHP.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

JATIMTIMES - Pemerintah Kota Malang memastikan ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tetap aman hingga akhir tahun 2025. Kepastian itu disampaikan langsung oleh Wali Kota Malang Wahyu Hidayat usai meninjau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kelurahan Tunggulwulung, Minggu (7/9/2025).

Menurut Wahyu, GPM kali ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan serupa yang sebelumnya digelar di Kelurahan Mulyorejo. Di lokasi pertama tersebut, harga kebutuhan pokok sempat mengalami kenaikan akibat libur panjang.

Baca Juga : Haul Mbah Moedjair: Dari Muara Sungai Serang, Jadi Simbol Pembangunan Blitar

Namun, ia menegaskan bahwa kenaikan tersebut bersifat sementara dan bukan cerminan kondisi harga bahan pokok secara umum. Sehingga, Wahyu memastikan bahwa sampai saat harga dan stok bahan pokok di Malang relatif aman.

"Dibandingkan Mulyorejo, memang ada sedikit kenaikan karena long weekend. Tapi untuk harga bahan pokok secara keseluruhan masih stabil,” jelasnya.

Tingginya minat masyarakat terlihat dari cepatnya penyerapan beras SPHP dalam GPM di Tunggulwulung. Total 11 ton beras SPHP dan 1 ton beras premium digelontorkan di lokasi ini. Kehadiran SPHP dinilai penting karena sebelumnya distribusi sempat terhenti akibat regulasi.

“Alhamdulillah warga sangat antusias. Yang paling dicari tentu beras SPHP, apalagi distribusinya baru dibuka kembali. Insya Allah ketersediaannya sampai akhir tahun aman,” ucap Wahyu.

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat meninjau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah di Kelurahan Tunggulwulung.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

Meski demikian, Wahyu tidak menampik adanya keluhan masyarakat terkait terbatasnya pasokan beras premium. Menyikapi hal tersebut, dia berjanji menambah stok pada gelaran berikutnya.

“Kami mengukur kemampuan. Nanti di GPM selanjutnya akan diperbanyak beras premium karena September ini masih ada sembilan kali GPM lagi,” ungkapnya.

Selain beras, minyak goreng dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya juga menjadi incaran warga. Wahyu menegaskan, pelaksanaan GPM merupakan bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat sekaligus instrumen untuk mengendalikan inflasi.

"Ini program dari Bapak Presiden yang diarahkan melalui Kementerian Dalam Negeri. Pemerintah pusat maupun daerah sama-sama berkepentingan menjaga kestabilan harga dan kondisi perekonomian masyarakat,” ungkapnya.

Wahyu menambahkan, Pemkot Malang akan terus memantau kebutuhan pangan di lapangan. Jika terjadi lonjakan harga akibat momentum tertentu, seperti Maulid Nabi, pemerintah siap mengintervensi pasar melalui GPM.

"Kenaikan sesaat masih mungkin terjadi, tetapi secara umum hari biasa harga tetap stabil. Dan kalaupun ada kenaikan, kita akan ikut menggelontor lewat GPM agar masyarakat tetap terlindungi,” katanya.

Data pemerintah menunjukkan, omzet tertinggi GPM tercatat di Kecamatan Lowokwaru dengan nilai transaksi mencapai Rp20 juta. Capaian tersebut dinilai menjadi indikator kuat bahwa masyarakat benar-benar merasakan manfaat program ini.

Baca Juga : Kolaborasi Lintas Sektor, Warga Malang Nikmati Komoditas Terjangkau lewat Gerakan Pangan Murah

Sementara itu, dari sisi makroekonomi, inflasi Kota Malang relatif terkendali bahkan lebih rendah dari angka nasional. Ia meyakini bahwa program ini pun menjadi langkah yang cukup efektif dalam mengendalikan inflasi.

“Inflasi di Malang masih stabil, malah lebih rendah dari nasional yaitu di angka 0,07 persen. Ini membuktikan bahwa kebijakan pengendalian inflasi berjalan efektif,” ujar Wahyu.

Ia berharap kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Bulog, serta masyarakat terus berjalan selaras. Dengan ketersediaan pangan yang terjamin, stabilitas ekonomi dapat dipertahankan, dan pada gilirannya berdampak pada kondusivitas wilayah.

Pelaksanaan GPM di Kelurahan Tunggulwulung.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES)

“Kami ingin masyarakat merasakan bahwa pemerintah selalu hadir, terutama di saat kondisi ekonomi fluktuatif. GPM adalah salah satu cara menjaga agar situasi tetap stabil,” pungkasnya.

Bagi masyarakat, selisih harga yang cukup signifikan ini menjadi alasan utama untuk berburu kebutuhan pokok. Salah satunya disampaikan Musrifah, warga Ketawanggede yang mengaku sangat terbantu atas program tersebut.

"Kalau di pasaran melonjak, Mas. beras yang biasanya Rp 60 ribu (per lima kilogram) sekarang menjadi Rp 70 ribu hingga Rp 75 ribu," ujar Musrifah,  Minggu (7/9/2025).

Di program tersebut, beras yang dijual memang memiliki harga yang lebih murah. Beras SPHP dari Bulog dibanderol dengan harga Rp 57.500 per lima kilogramnya. Musrifah pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

"Kalau ada pasar murah, pasti beli, kasihan rakyat. Jadi, alhamdulillah terbantu. Hari ini fokus beli beras sama minyak goreng," kata Musrifah yang tersenyum sembari menenteng dua kantong beras kemasan lima kilogram.

Data dihimpun JatimTIMES, pada kesempatan tersebut, total ada sebanyak 11 ton beras SPHP yang disediakan. Sedangkan untuk beras premium, disediakan sebanyak 1 ton, gula 100 kilogram, telur 100 gram dan minyak sebanyak 200 liter. 


Topik

Pemerintahan Gerakan Pangan Murah Pemkot Malang pasar murah Wali Kota Malang Wahyu Hidayat



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Ngawi Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Yunan Helmy