JATIMTIMES - Pada tahun 2025 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan mengelola Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp 32.754.304.480 untuk pengadaan alat baru dan pemeliharaan fasilitas serta sarana prasarana kesehatan.
Direktur RSUD Kanjuruhan dr. Nur Rochmah MMRS menyampaikan, pemanfaatan pengelolaan DBHCHT Tahun 2025 di RSUD Kanjuruhan ini difokuskan pada program pembinaan lingkungan sosial di bidang kesehatan.
"Kegiatannya pertama penyediaan peningkatan alat kesehatan serta pemeliharaan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan," ungkap Nur Rochmah kepada JatimTIMES, Senin (11/8/2025).
Pihaknya menyebut, untuk pengadaan alat kesehatan terdapat enam unit alat yang terdiri dari lima unit alat berangkat transfer pasien dan satu unit alat Picture Archiving and Communication System (PACS). Untuk total alokasi dana yang digunakan untuk pengadaan alat kesehatan sebesar Rp 3.691.125.000.
Khusus untuk PACS merupakan alat canggih yang digunakan untuk peningkatan layanan kesehatan. Di mana PACS tersebut merupakan perangkat keras dan lunak untuk radiologi. Di mana hasil radiologi diberikan langsung kepada dokter radiologi secara digital melalui PACS. "Sehingga tingkat keakuratannya (hasil radiologi) lebih tinggi dan baik," kata Nur Rochmah.
Selanjutnya untuk pemeliharaan 51 unit alat-alat kesehatan canggih yang dimiliki RSUD Kanjuruhan dialokasikan anggaran sebesar Rp 4.704.985.483. Di antaranya X-Ray, CT-Scan 128 slice, MRI, Ekg, ventilator, hingga panoramic yang digunakan untuk pemeriksaan gigi sampai ke akar sebelum tindakan.
"Jadi pemeliharaan alat ini termasuk kalibrasinya. Setiap alat canggih itu setiap tahun harus di-maintenance dan dikalibrasi. Minimal empat kali, jadi tiga bulan sekali di-maintenance," jelas Nur Rochmah.

Selain itu, dari total anggaran DBHCHT Tahun 2025 yang dimanfaatkan oleh RSUD Kanjuruhan sebesar Rp 32,7 milliar ini, sebagian juga digunakan untuk pembangunan fasilitas kesehatan lainnya yakni pembangunan perluasan Instalasi Gawat Darurat (IGD) lantai satu sampai empat.
"Mulai dari lantai dasar sebagai IGD, lantai dua ICU, lantai tiga ICCU dan lantai empat PICU NICU semua ditambah bed-nya. Untuk mengatasi overload pasien," ujar Nur Rochmah.
Pihaknya menyebutkan, terdapat kegiatan lainnya yakni pemeliharaan rehabilitasi dan pemeliharaan rumah sakit, berupa rehabilitasi gedung Diponegoro yang berada di lingkungan RSUD Kanjuruhan.
Baca Juga : 17.133 Maba Ikuti RAJA Brawijaya 2025, Perpaduan Tradisi dan Inovasi Digital
Lebih lanjut, untuk realisasi penggunaan DBHCHT sebesar Rp 32,7 milliar hingga Agustus 2025 ini masih nol persen. Sedangkan untuk proses pengadaan sudah 100 persen.
"Untuk realisasi kenapa masih nol persen, karena belum ada pembayaran. Tetapi kalau untuk proses pengadaan sudah 100 persen. Ini kan pekerjaannya setahun, dibayarkan di akhir biasanya. Karena ini masih di bulan Agustus," jelas Nur Rochmah.
Sementara itu, penerimaan anggaran DBHCHT tahun 2025 kali ini meningkat hampir 100 persen jika dibandingkan dengan DBHCHT tahun 2024 untuk bidang kesehatan yang dikelola oleh RSUD Kanjuruhan.
"Kalau DBHCHT tahun 2024 itu Rp 17 milliar, nah di tahun 2025 ini kami menerima Rp 32,7 milliar. Jadi naik hampir dua kali lipat," pungkas Nur Rochmah.