JATIMTIMES - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Jenderal (Hor) (Purn) Djamari Chaniago sebagai menteri koordinator politik dan keamanan (menko polkam) di Istana Negara, Jakarta.
Pelantikan ini menjadi sorotan karena Djamari dikenal sebagai salah satu jenderal tempur dengan rekam jejak panjang di dunia militer.
Baca Juga : Wali Kota Eri Cahyadi Perankan Residen Soedirman di Teatrikal Kolosal Perobekan Bendera Surabaya Merah Putih
Ia menggantikan Sjafrie Sjamsoeddin yang sebelumnya menjabat sebagai menko polkam ad interim. Pelantikan tersebut dilakukan berdasarkan tiga Keputusan Presiden (Keppres), yaitu Keppres Nomor 96P/2025, Keppres Nomor 97P/2025, dan Keppres Nomor 152/TPA 2025.
Seperti tradisi pelantikan pejabat tinggi negara, Djamari mengucapkan sumpah jabatan yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo.
“Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab,” ucap Djamari dengan lantang, disusul oleh pejabat lain yang dilantik.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan, pengumandangan lagu Indonesia Raya, serta ucapan selamat dari jajaran pejabat Kabinet Merah Putih.
Latar Belakang dan Pendidikan
Djamari Chaniago lahir di Padang, Sumatera Barat, 8 April 1949. Sejak muda, ia sudah mengabdikan dirinya pada dunia kemiliteran. Ia menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) dan lulus pada tahun 1971 dari kecabangan infanteri.
Sebagai seorang perwira, ia dikenal disiplin, tegas, dan memiliki reputasi sebagai jenderal lapangan yang kerap turun langsung dalam operasi militer.
Jejak Karier Militer
Djamari meniti karier dengan berbagai penugasan penting di lingkungan TNI Angkatan Darat (AD) hingga puncak kariernya di Mabes TNI. Berikut beberapa jabatan strategis yang pernah diembannya:
• Pangkostrad (1998–1999): Mengomandoi pasukan strategis Angkatan Darat pada masa krisis politik dan transisi reformasi.
• Wakil kepala Staf TNI AD (1999–2000): Menjadi orang kedua di jajaran TNI AD setelah kepala Staf Angkatan Darat.
• Kepala Staf Umum (Kasum) TNI (2000–2004): Menangani urusan perencanaan strategis dan koordinasi antar-matra TNI.
• Anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) (1998): Terlibat dalam forum penting yang menangani persoalan etik di kalangan perwira tinggi TNI.
Kiprahnya di militer membuat namanya dikenal luas, terutama saat Indonesia menghadapi masa-masa transisi dari Orde Baru menuju era reformasi.
Kiprah di Dunia Politik dan Sipil
Usai pensiun dari militer, Djamari tidak meninggalkan panggung publik. Ia aktif di jalur politik maupun dunia korporasi.
Anggota MPR: Tercatat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Fraksi Utusan Daerah Jawa Barat (1997–1998) dan Fraksi ABRI (1998–1999).
Komisaris Utama PT Semen Padang (2015–2016): Mengisi jabatan penting di salah satu perusahaan BUMN strategis di sektor semen.
Baca Juga : Wabup Lathifah Audiensi dengan Kemensos dan Kemen-PU, Bahas Sekolah Rakyat hingga Jalan Tol Malang-Kepanjen
Politikus Gerindra: Menjadi bagian dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), partai yang kini dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
Keterlibatannya di Partai Gerindra membuat langkahnya menuju kursi menko polkam tidak mengejutkan, karena ia dikenal dekat dengan lingkaran Prabowo.
Tantangan Menko Polkam
Jabatan menko polkam memiliki peran vital dalam menjaga stabilitas politik, hukum, dan keamanan negara. Posisi ini juga menjadi pusat koordinasi antar kementerian/lembaga yang terkait dengan isu keamanan nasional, mulai dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, Polri, BIN, hingga Kejaksaan Agung.
Dengan latar belakangnya sebagai jenderal senior, Djamari dipandang mampu menjembatani kepentingan militer dan sipil sekaligus menjaga harmoni di tengah dinamika politik nasional.
Beberapa isu yang kemungkinan besar akan menjadi perhatian Djamari antara lain:
- Penguatan stabilitas politik menjelang pemilu lokal dan nasional.
- Penanganan konflik sosial dan keamanan di daerah rawan.
- Percepatan reformasi hukum dan penegakan keadilan.
- Koordinasi dalam menghadapi ancaman keamanan non-tradisional, termasuk siber dan terorisme.
Bagian dari Reshuffle Kabinet
Pelantikan Djamari Chaniago bukanlah satu-satunya agenda pada hari itu. Presiden Prabowo juga melantik Erick Thohir sebagai menteri pemuda dan olahraga (menpora) serta sembilan pejabat lain di posisi strategis.
Sebelumnya, Presiden Prabowo telah mengumumkan reshuffle kabinet pada awal September 2025. Lima menteri diganti, termasuk Menko Polkam Budi Gunawan dan Menpora Dito Ariotedjo. Dengan pelantikan kali ini, formasi Kabinet Merah Putih semakin solid.
Pelantikan Djamari Chaniago menuai harapan besar. Publik menantikan bagaimana pengalamannya di dunia militer dan politik dapat membawa stabilitas dalam pemerintahan Prabowo.
Kehadirannya sebagai menko polkam diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara kepentingan keamanan, penegakan hukum, dan dinamika politik, terutama di tengah tantangan global dan domestik yang semakin kompleks.
