JATIMTIMES - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kian menuai sorotan, karena banyaknya kasus keracunan masal di berbagai daerah. Hal ini pun menjadi perhatian dan sorotan dari berbagai pihak.
Ilmuwan sekaligus doktor, Felix Zulhendri membeberkan mengapa kasus keracunan masal bisa tterjadi di berbagai daerah. “Keracunan makanan di sini bukan berarti makanan itu beracun dikasih racun bukan,” tegas Felix, Sabtu (20/9/2025).
Baca Juga : Closing Ceremony MTQ XXXI Jatim, Sekdaprov: Jember Penyelenggara Terbaik Sepanjang Sejarah
Kasus keracunan terjadi, karena bakteri dan virus yang menyerang saluran pencernaan pada siswa. Mengapa bisa terjadi kasus tersebut, menurur Felix hal ini wajar saja bisa terjadi.
“Bagi saya sangat-sangat wajar. Kalau kita melihat dari sisi logistik coba bayangin satu dapur itu harus ngasih berapa ratus atau berapa ribu makanan MBG itu,” kata Felix.
Karena harus memasak dalam jumlah yang besar, sehingga proses memasak harus dilakukan pada dini hari. Sedangkan para siswa harus mengonsumsinya pada siang hari.
“Ditambah dengan suhu Indonesia yang tropis yaitu panas dan lembab. Coba bayangin mungkin mereka itu harus siapin makanan itu dari dapur subuh ditaruh di suhu ruang yang panas dan lembab sudah pasti bakteri dan segala macam itu tumbuh di situ,” terang Felix.
Kemudian saat didistribusikan kepada siswa saat siang hari, risiko keracunan makanan itu sangat tinggi. Felix pun memberikan saran yang sangat sederhana agar kasus keracunan MBG tidak terulang.
Baca Juga : Heboh! Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu Sebut Rampok Uang Negara, Ini Klarifikasinya
Yakni dengan menghidupkan dapur di sekolah masing-masing. “Program MBG harusnya itu menghidupkan dapur-dapur sekolah, biarkan sekolah yang masak, menyuplai dan segala macam,” ujar Felix.
Dengan demikian makanan akan lebih segar saat dikonsumsi oleh siswa, tanpa melewati proses panjang, yang akan menaikkan risiko kontaminasi.
