Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pemerintahan

Petani Tembakau Selopuro Makin Sejahtera: Pemkab Blitar Bangun Gudang dan Dome Pengering dari Dana DBHCHT

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Yunan Helmy

11 - Nov - 2025, 16:40

Placeholder
Tim evaluasi DBHCHT Pemkab Blitar bersama Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur meninjau pembangunan jaringan irigasi dan fasilitas pertanian di Kecamatan Selopuro, Senin (10/11/2025). (Foto: DKPP Kabupaten Blitar) 

JATIMTIMES — Langit Selopuro tampak teduh ketika rombongan Pemerintah Kabupaten Blitar bersama Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur meninjau kawasan pertanian tembakau, Senin (10/11/2025). Di antara hamparan sawah yang mulai menghijau, berdiri bangunan baru yang menjadi simbol optimisme petani: gudang tembakau dan dome pengering yang dibangun dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Kunjungan lapangan itu merupakan bagian dari agenda evaluasi program DBHCHT 2025. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar, Ir. Setiyana, menjelaskan bahwa kegiatan diawali dengan rapat koordinasi di Ruang Candi Simping, Kantor Bupati Blitar, Kanigoro. “Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur, dinas-dinas pengampu DBHCHT, dan bagian perekonomian Setda Kabupaten Blitar. Setelah itu baru dilakukan kunjungan lapang ke Kecamatan Selopuro,” ujarnya.

Baca Juga : Dorong Remaja Jadi Agen Perubahan Cegah Stunting dan Stop Bullying, Ini Yang Dilakukan Pemkot Kediri 

Menurut Setiyana, Kecamatan Selopuro dipilih karena menjadi sentra utama tembakau di Blitar sekaligus lokasi tiga kegiatan strategis yang dibiayai DBHCHT tahun ini: pembangunan jaringan irigasi tersier, gudang tembakau, dan dome pengering tembakau.

“Jaringan irigasinya sudah selesai, tinggal dilakukan pembersihan longsoran di jalur saluran air. Airnya sangat dibutuhkan petani, terutama di musim seperti ini karena lahan sudah mulai ditanami padi,” jelasnya.

Sementara itu, dua fasilitas lainnya, yaitu gudang tembakau dan dome pengering, masih dalam proses pembangunan dan ditargetkan rampung pada pertengahan Desember 2025. “Keduanya dibangun dengan anggaran DBHCHT Kabupaten Blitar tahun 2025. Progresnya cukup baik, tinggal tahap penyelesaian akhir,” tambah Setiyana.

Rapat

Fasilitas Baru, Harapan Baru

Pembangunan gudang dan dome pengering ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi bagian dari strategi besar Pemkab Blitar untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau. Setiyana menuturkan, gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan yang dapat menjaga mutu tembakau dan meningkatkan nilai ekonomisnya.

“Kalau penyimpanan dilakukan dengan benar, semakin lama tembakau disimpan justru kualitas dan harganya bisa naik. Inilah pertimbangan utama kenapa kita bangun gudang ini,” katanya.

Adapun dome pengering, lanjutnya, merupakan inovasi baru yang masih bersifat riset di lingkup dinas. Fasilitas ini dibangun untuk mengantisipasi musim penghujan yang kerap menghambat proses pengeringan daun tembakau. “Selama ini petani mengandalkan panas matahari. Padahal kalau hujan terus, kualitas hasil panen bisa turun,” ujarnya.

Dengan teknologi dome, daun tembakau bisa dikeringkan tanpa dirajang terlebih dahulu, hanya dengan sistem sirkulasi udara di ruang tertutup. “Kita ingin mencoba cara pengeringan yang lebih efisien dan ramah cuaca. Setelah musim panen tembakau berakhir, bagian bawah dome juga bisa dimanfaatkan untuk persemaian tanaman. Jadi bangunannya multifungsi,” terang Setiyana.

Ia menambahkan, penggunaan dome juga membantu petani menghemat biaya karena tidak perlu lagi menutup persemaian dengan plastik. “Biasanya petani menggunakan plastik manual sebagai penutup. Dengan dome, proses itu jauh lebih praktis dan ekonomis,” katanya.

Tembakau selopuro

Selopuro: Napas Panjang Tembakau Blitar

Selopuro, kecamatan termuda di Kabupaten Blitar yang dimekarkan dari Wlingi pada 1999, sejak lama dikenal sebagai jantung tembakau Blitar. Dari lereng-lereng lembah dan tanah suburnya, berbagai varietas tembakau legendaris tumbuh, seperti Lulang, Mancung, Kenongo, Kalituri, dan Sedep.

Tembakau Selopuro memiliki sejarah panjang sejak abad ke-17 ketika VOC mulai menanam dan mengekspor daun tembakau Blitar ke Eropa. Varietas Kenongo dan Kalituri bahkan dikenal di Rotterdam karena kadar nikotinnya tinggi dan aromanya khas, menjadi bahan baku rokok kretek kelas premium.

Baca Juga : Kunjungan Evaluasi DBHCHT 2025: Pemkab Blitar Pastikan Program Pertanian Tepat Sasaran

Namun, seiring waktu, kejayaan itu sempat meredup. Campuran varietas, perubahan iklim, dan minimnya fasilitas pascapanen membuat banyak petani kehilangan daya saing. Kini, lewat DBHCHT, pemerintah daerah berupaya mengembalikan kejayaan “emas hijau” itu melalui pendekatan yang lebih modern dan berkelanjutan.

“Fasilitas seperti gudang dan dome ini bisa menjadi tonggak kebangkitan tembakau Selopuro. Petani jadi punya ruang lebih besar untuk menjaga mutu hasil panennya,” ujar Setiyana.

Ia menegaskan, DBHCHT bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga upaya untuk menciptakan ekosistem pertanian yang sehat, produktif, dan berkelanjutan. Program ini juga melibatkan pendampingan kelompok tani, pelatihan budidaya, serta manajemen pascapanen agar hasil yang dicapai lebih optimal.

Selopuro

Kolaborasi untuk Kesejahteraan Petani

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah provinsi, kelompok tani, hingga dunia usaha. Menurut Setiyana, semangat kolaborasi ini menjadi kunci keberhasilan pembangunan sektor pertanian.

“Kalau semua pihak jalan bersama, hasilnya akan terasa langsung di tingkat petani. Kita ingin petani tembakau di Selopuro ini bukan hanya bertahan, tapi benar-benar sejahtera,” tegasnya.

Pemkab Blitar juga tengah memetakan potensi pengembangan industri hilir tembakau lokal. Dengan adanya gudang dan dome pengering, rantai pasok tembakau Blitar diharapkan lebih efisien dan memiliki nilai tambah di daerah sendiri.

“Petani tidak hanya menjual daun basah. Dengan fasilitas ini, mereka bisa menyimpan, mengolah, dan menjual tembakau dengan kualitas premium. Ini akan meningkatkan posisi tawar petani di pasar,” kata Setiyana.

Selopuro

Di tengah hamparan sawah yang memantulkan bayangan langit Selopuro, geliat pembangunan ini menjadi tanda bahwa pemerintah dan petani sedang menulis babak baru: pertanian yang berdaya, modern, dan berkeadilan.


Topik

Pemerintahan DBHCHT Kabupaten Blitar gudang tembakau tembakau



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Ngawi Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy

Pemerintahan

Artikel terkait di Pemerintahan