JATIMTIMES - Dunia pedalangan Jawa yang penuh ritual tua kembali mengetuk pintu layar lebar. Lewat “Danyang Wingit Jumat Kliwon” yang telah dirilis pada 20 November 2025 di bioskop, Khanza Film Entertainment menyodorkan horor okultisme yang tak sekadar mengandalkan kejut, melainkan merangkai teror dari mitologi, pusaka, dan ambisi manusia yang menabrak batas hidup dan mati.
Film garapan Agus Riyanto, yang merangkap sutradara dan produser, ini menghidupkan kembali sisi gelap seni wayang, dengan naskah ditulis Dirmawan Hatta yang menenun legenda lokal menjadi kisah modern yang kukuh dan meresahkan.
Baca Juga : FIFA Tuai Kritik, Poster Piala Dunia 2026 Tanpa Ronaldo Dihapus: Versi Baru Tetap Kontroversial
Di pusat cerita berdiri sosok Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), dalang karismatik yang diburu kemasyhuran dan bernafsu menjinakkan kematian. Ia membangun padepokan yang memelihara ilmu-ilmu kuno, dan satu ritual terlarang yang menuntut tumbal terakhir.

Masuklah Citra (Celine Evangelista), keponakan Mbok Ning (Djenar Maesa Ayu) yang datang pada 2021 untuk menjadi sinden baru. Di permukaan, ia diterima sebagai penguat estetika pertunjukan. Namun di balik gamelan yang berdenting, Citra sebenarnya sudah “ditandai” untuk persembahan menuju ritual keabadian.
Ia bertahan karena satu alasan sederhana tapi pedih: uang untuk pengobatan adiknya, Dewi (Aisyah Kanza). Tekanan ekonomi bertarung dengan ketakutan gaib, mendorongnya terus melangkah meski firasat buruk menjerit dari setiap sudut padepokan.
Kecurigaan akhirnya muncul dari Bara (Fajar Nugra), penjaga padepokan yang mulai melihat kejanggalan demi kejanggalan. Ia memilih memberontak dari majikannya, mempertaruhkan hidup demi menyelamatkan Citra. Langkah nekat itu membawa mereka ke malam puncak ritual: Gerhana Bulan Merah yang jatuh tepat pada Jumat Kliwon, momentum paling keramat dalam kalender mistis Jawa.

Celine Evangelista menyebut proyek ini sebagai tantangan terbesar sepanjang perjalanan aktingnya. Bukan semata karena ia harus memerankan seorang sinden Jawa, tetapi karena lagu yang ia bawakan disisipi mantra yang dibuat khusus untuk film, mantra yang tidak bisa dilantunkan sembarangan. “Nada sindennya ada mantranya, jadi harus hati-hati,” kata Celine saat diwawancarai di Bioskop Plaza Araya, Kota Malang, Sabtu, (22/11/2025).
Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa setiap proses rekaman maupun syuting selalu melibatkan orang yang dipercaya untuk menjaga jalannya ritual suara itu. Menurut tim produksi, mantra tersebut bisa memicu energi tertentu jika diucapkan dalam kondisi yang tepat. Celine sendiri merasakan atmosfer aneh itu.
Begitu ia mulai melantunkan bait-baitnya, suasana di set langsung berubah. Kru mendadak sunyi, bulu kuduk berdiri, dan seluruh ruangan terasa seperti menahan napas. Atmosfer tak terlihat itulah yang membuat film ini, menurutnya, bukan sekadar horor biasa, melainkan pengalaman yang menguji batas psikologis para pemainnya.
Baca Juga : Kalender Jawa Weton Sabtu Pon 22 November 2025: Awas Jangan Bepergian ke Arah Selatan!
Celine menegaskan bahwa film ini adalah adaptasi modern dari kisah masyarakat Jawa tentang legenda wayang kulit, termasuk keyakinan soal wayang yang dibuat dari kulit musti serta sinden-sinden yang diyakini menyimpan kekuatan tertentu. “Kami bikin versinya lebih modern supaya anak-anak zaman sekarang bisa relate. Tapi garis besarnya tetap sama: cerita ini berasal dari kepercayaan setempat yang sudah lama hidup di masyarakat,” tambahnya.
Danyang Wingit Jumat Kliwon tak hanya menampilkan dunia pedalangan, tetapi juga pergulatan psikologis antara kuasa, takdir, dan harga diri manusia. Penonton diajak menyelami sisi paling sunyi seorang dalang yang haus keabadian, sekaligus bertaruh bersama seorang perempuan yang terjebak dalam pusaran ritual kuno.
Sementara itu, film ini semakin menarik, juga diperkuat oleh deretan artis lain seperti: Nathalie Holscher sebagai Putri Kusuma Ratih, serta Norma Cinta, Dimas Tedjo, Putri Maya Rumanti, Angga Wijaya, Keona Cinta, dan Bilqis Hafsa.
