JATIMTIMES - Figur Raja Siahaan diperkirakan akan mulus menuju kursi Ketua PSSI Jatim. Hingga penutupan pendaftaran pada Senin, 8 Desember 2025, Komite Pemilihan ( KP ) PSSI Jatim hanya menerima satu pendaftar yaitu Raja Siahaan.
Tokoh sepak bola Jawa Timur yang juga legenda Timnas Muhammad Zein Al-Haddad mengapresiasi langkah Raja Siahaan yang dinilai berani untuk menjadi panglima dalam memajukan sepak bola Jawa Timur.
Baca Juga : Jelang Nataru Polda Jatim Bentuk Satgas Anti Premanisme
Pria yang akrab dipanggil Mamak tersebut menyampaikan bahwa Raja Siahaan mirip ayahnya Fajar Siahaan yang punya kemampuan untuk memimpin PSSI Jawa Timur. " Saya mengapresiasi Raja Siahaan ini, muda dan berani. Tentu harus kita dukung orang yang punya niat baik untuk memajukan sepak bola Jawa Timur " ujar Mamak.
Menurut Mamak, kehadiran Raja Siahaan di bursa calon ketua yang sampai pendaftaran terakhir tidak mendapatkan saingan menjadi tanda bahwa dukungan terhadapnya multak dari para pelaku sepakbola di Jawa Timur.
Raja dinilai Mamak juga sosok yang prosedural untuk melaju menjadi Ketua PSSI Jatim yaitu mendaftar sesuai aturan yang berlaku. Dengan begitu menurut Mamak tidak ada celah untuk mengintervensi atau memunculkan calon titipan karena jalurnya tidak ada selain mendaftar.
" Raja ini telah melalui mekanisme yang sesuai aturan yang berlaku yaitu mendaftar. Tentu dengan kondisi calon tunggal harus kita dukung karena prosesnya sudah sesuai aturan untuk pemilihan, " lanjut Mamak.
Baca Juga : Mbak Wali Beri Motivasi dan BLT kepada Anak Berhadapan dengan Hukum
Mamak juga menitipkan pesan untuk Raja Siahaan jika kelak telah memimpin PSSI Jawa Timur agar memilih pendamping atau pengurus yang jujur, bersih dan punya motivasi membangun dan memajukan sepak bola. Mamak berkaca dari kepemimpinan Ahmad Riyadh yang dinilai sukses membawa sepak bola Jawa Timur terbang tinggi.
" Tentu saya berharap jika kelak Raja Siahaan memimpin PSSI Jawa Timur harus bisa memilih pendamping atau pengurus. yang jujur, bersih dan punya motivasi. Mereka harus berani berkorban untuk kemajuan organisasi dan bukan hidup dari organisasi," pungkas Muhammad Zein Al-Haddad.
