JATIMTIMES - Universitas Negeri Malang (UM) memilih memulai pembenahan pendidikan dari titik yang kerap luput dari sorotan: taman kanak-kanak. Bukan seremoni biasa, peresmian gedung baru TK Laboratorium UM di Kota Malang dan Kota Blitar pada Senin (29/12/2025) justru membuka fakta penting, puluhan tahun anak-anak belajar di bangunan tua yang sejak era 1870-an nyaris tak pernah direnovasi.
Rektor UM Prof Hariyono secara terbuka menyebut bahwa renovasi ini bukan sekadar rebranding. Ia mengakui, selama ini layanan pendidikan anak usia dini berjalan di atas fondasi fisik yang tak lagi layak. Sebagian gedung bahkan awalnya bukan diperuntukkan sebagai sekolah, melainkan asrama mahasiswa pada akhir 1960-an hingga awal 1980-an, sebelum akhirnya dialihfungsikan menjadi TK.

“Kalau kita bicara layanan pendidikan anak, fasilitas itu sangat menentukan. Kenyamanan belajar dan bermain anak tidak bisa ditopang gedung yang sejak awal tidak dirancang untuk sekolah,” tegas Hariyono.
Baca Juga : Puguh DPRD Jatim Dorong Kolaborasi Atasi Banjir hingga Macet di Kota Malang
Namun, pembenahan yang dilakukan UM tidak berhenti pada tembok dan ruang kelas. TK Laboratorium UM diposisikan sebagai jantung praktik pendidikan, laboratorium hidup bagi Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Di ruang inilah mahasiswa, dosen, dan guru berhadapan langsung dengan realitas pendidikan anak, bukan sekadar teori di ruang kuliah.
Rektor UM juga menyinggung persoalan yang jarang disentuh dalam agenda seremonial pendidikan: pola makan anak. Menurutnya, fase TK dan SD adalah masa paling rawan terbentuknya kebiasaan konsumsi tidak sehat. “Kalau sejak kecil anak dibiasakan makanan dengan zat perasa berlebihan, itu sama saja lidah mereka dijajah sejak dini,” ujarnya lugas.

Karena itu, guru TK diberi ruang untuk bersikap aktif, termasuk mengingatkan orang tua jika bekal yang dibawa anak tidak mendukung kesehatan. Bahkan, anak-anak didorong bertanggung jawab atas barangnya sendiri, seperti membersihkan wadah bekal setelah makan. Bagi UM, pembentukan karakter tidak lahir dari slogan, tetapi dari kebiasaan kecil yang diulang setiap hari.
Gedung baru TK Laboratorium UM di Kota Malang berdiri di atas lahan seluas 458 meter persegi dan dirancang untuk menjawab kebutuhan keluarga urban.
Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Sumber Daya, dan Usaha UM Puji Handayati menjelaskan bahwa TK Laboratorium merupakan salah satu ujung tombak dari sembilan laboratorium pembelajaran yang dimiliki UM.
Fasilitas yang disiapkan mencerminkan perubahan pola hidup masyarakat. Di dalam gedung baru terdapat ruang kantor, ruang UKS, enam kamar tidur, ruang bermain, aula, area janitor, enam kamar mandi, serta dapur. “Ini dirancang karena tingginya permintaan layanan daycare dari orang tua yang berkarier. Gedung ini pelengkap dari ruang kelas yang sudah ada,” jelas Prof. Puji.

Keberadaan enam kamar tidur dan ruang bermain yang luas menjadi sinyal bahwa UM membaca realitas sosial secara jujur: banyak orang tua membutuhkan ruang aman dan edukatif untuk menitipkan anak selama jam kerja, tanpa mengorbankan kualitas pendidikan.
Baca Juga : Pembatasan Operasional Tronton hingga Truk Molen Jelang Tahun Baru Berlaku di Malang Mulai Besok
Untuk TK Laboratorium UM di Blitar, pembenahan dilakukan melalui renovasi karena bangunannya relatif lebih baru. Sementara di Malang, UM juga merencanakan renovasi lanjutan pada gedung lama eks asrama, yang ke depan memungkinkan sebagian kelas SD Laboratorium dipindahkan dari kawasan Jalan Bogor. Waktu pelaksanaan renovasi masih dikaji oleh tim pengelola, termasuk Endang Sriandayani dan tim teknis.
Dalam peresmian tersebut, pemotongan pita dan penandatanganan prasasti dilakukan langsung oleh Rektor UM, disaksikan jajaran pimpinan universitas. Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan pelepasan burung merpati, simbol harapan agar TK Laboratorium UM terus tumbuh dan mencetak prestasi.
Kepala ULT Pendidikan Sekolah Laboratorium UM, Endang Sriandayani, menegaskan bahwa TK Laboratorium UM diarahkan menjadi sekolah unggul dan rujukan masyarakat. Ia menyebut sekolah laboratorium bukan hanya tempat belajar anak, tetapi juga ruang strategis pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi civitas akademika UM.
Di luar TK, UM juga menyiapkan lompatan infrastruktur besar pada 2026 sebagai bagian dari visi kampus kelas dunia. Sejumlah proyek strategis telah disiapkan, mulai dari pembangunan Gedung Kuliah Bersama (GKB) 3 setinggi 11 lantai senilai sekitar Rp170 miliar di bekas kawasan Sasana Budaya, gedung badan diklat sembilan lantai di sekitar SMA Negeri 8 Malang, pembangunan gedung SD Laboratorium empat lantai di Blitar, hingga renovasi lanjutan SD Laboratorium UM di Malang dengan anggaran sekitar Rp5 miliar.
